Alun-alun Kidul (Selatan) adalah alun-alun di bagian Selatan Keraton Yogyakarta.
Alun-alun Kidul sering pula disebut sebagai Pengkeran. Pengkeran
berasal dari kata pengker (bentuk krama) dari mburi (belakang). Hal
tersebut sesuai dengan keletakan alun-alun Kidul yang memang terletak di
belakang keraton. Alun-alun ini dikelilingi oleh tembok persegi yang
memiliki lima gapura, satu buah di sisi selatan serta di sisi
timur dan barat masing-masing dua buah. Di antara gapura utara dan selatan di sisi barat terdapat ngGajahan sebuah kandang guna memelihara gajah milik Sultan.
timur dan barat masing-masing dua buah. Di antara gapura utara dan selatan di sisi barat terdapat ngGajahan sebuah kandang guna memelihara gajah milik Sultan.
Di sekeliling alun-alun ditanami pohon
mangga, pakel, dan kuini . Pohon beringin hanya terdapat dua pasang. Sepasang di
tengah alun-alun yang dinamakan Supit Urang (harfiah=capit udang) dan
sepasang lagi di kanan-kiri gapura sisi selatan yang dinamakan Wok(dari
kata bewok, jenggot). Dari gapura sisi selatan terdapat jalan Plengkung Gading yang menghubungkan dengan Plengkung Nirbaya.
Alun-alun selatan, dulunya tempat
latihan baris prajurit keraton, sehari sebelum upacara grebeg. Tempat
itu juga sebagai ajang sowan abdi dalem wedana prajurit berserta anak
buahnya, di malam bulan Puasa tanggal 23, 25, 27 dan 29. Namun sejak Sri
Sultan HB VIII bertahta, pisowanan ini dihentikan.
Ada satu tradisi permainan yang sangat menarik di alun alun selatan yang
disebut Masangin. Masangin adalah memasuki celah di antara dua pohon
beringin di tengah alun-alun itu dalam keadaan mata tertutup. Tampaknya
sepele, tapi tak gampang. Banyak yang menjajal, tapi gagal. Selalu
berbelok arah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar